Kamis, 08 September 2011

Kondisi Kesehatan Spiritual Masyarakat yang berkait dengan Penyakit HIV/AIDS


Kondisi Kesehatan Spiritual Masyarakat yang berkait dengan Penyakit HIV/AIDS
By: Anugrah Adi Muliawan
Mahasiswa ( Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kondisi real Indonesia yang masih tertatih dalam pencaharian kesejahteraan bagi masyarakatnya di zaman ini, membuat berbagai macam kebutuhan kehidupan menjadi semakin sulit untuk di dapatkan. Mulai dari kebutuhan fisik manusia, seperti sandang dan pangan, sampai kebutuhan psikologis bagi kejiwaan manusia. Belum lagi tawaran hiburan masa kini yang glamour , Seperti perdagangan seks, Alkoholisme , pameran seks, pornografi, pengesahan perkawinan sesama jenis, legalisasi aborsi tidak bertanggung jawab, dan seterusnya yang mempengaruhi pola dan gaya hidup manusia menjadi bebas. Bebas untuk bertindak seenaknya, bebas untuk lupa akan tanggung jawab nya  dan bebas untuk tidak memperhatikan kondisi kesehatannya. Al-hasil Stress, depresi, Putus asa serta penyakit langka pun datang untuk bertamu di dalam diri mereka.  Salah satu penyakit tersebut adalah HIV/AIDS.
Secara terminologi AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyerang dan atau merusak  system kekebalan tubuh manusia melalui HIV (Human Immune Virus). Sehingga kian lama kondisi kesehatan sang penderita menjadi makin lemah dan dapat menyebabkan kematian.
" Sesungguhnya Allah tidak berbuat dzalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat dzalim kepada diri mereka sendiri. (QS. Yunus: 44).
Dari sepenggal ayat diatas dapat kita ambil kesimpulan , bahwa semua penyakit yang diderita oleh kita , terjadi bukan serta merta karena Tuhan tidak sayang pada kita  , tapi itu semua terjadi karena ulah perbuatan kita sendiri  yang menyimpang dan menganiaya tubuh ini.
Kondisi nilai-nilai luhur budaya Timur yang semakin terkikis oleh semangat kebebasan Budaya Barat serta norma keagamaan yang tidak lagi di hiraukan oleh masyarakat pada umumnya, membuat sebagian kebutuhan spiritual masyarakat kurang terpenuhi secara tidak sadar. Padahal manusia sendiri terdiri dari berbagai macam aspek dimensi yang membentuknya menjadi sebuah kesatuan yang sempurna. Dimensi tersebut adalah dimensi fisik, emosi, intelektual, sosial dan spiritual dimana setiap dimensi harus dipenuhi kebutuhannya. Dengan pemenuhan masing-masing kebutuhan dimensi tersebut, terutama dalam aspek spiritual , maka kita bisa menemukan solusi alternatif bagi orang yang belum terkena HIV/AIDS atau yang sudah terlanjur menderita penyakit itu.
Bagi orang yang belum terkena HIV/AIDS , Kesehatan spiritual sendiri dapat dibentuk dan terbentuk dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam diri individu itu sendiri , maupun yang berasal dari luar diri individu , serta karakteristik dari spiritual itu sendiri yang harus ada pada diri individu. Contoh dengan kesadaran pentingnya bertanggung jawab, akan kesehatan tubuhnya , dia tidak melakukan tindakan – tindakan bodoh yang sifatnya hanya sementara, seperti free sex tanpa pengaman/kondom . Rasa kesadaran akan tanggung jawab kondisi tubuh nya merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan spiritual tersebut.
Bagi orang yang sudah terlanjur menderita HIV/AIDS, atau secara istilah  disebut ODHA. Pemenuhan kebutuhan spiritual tetap harus terpenuhi. Ini kita lakukan, sebagai bentuk untuk menambah motivasi/semangatnya dalam menjalani hidup. Dengan begitu, mereka akan mendapat energi positif baru ,dan kenyakinan kuat yang di gunakan dalam proses penyembuhan , dan pemulihan fisik penderita. Harapan, Makna dan eksistensi si penderita menjadi tumbuh untuk menyongsong kehidupan dengan penuh Cinta, bagi diri nya sendiri ataupun sesama.
Bentuk lain dari kebutuhan spiritual bagi orang yang belum terkena HIV/AIDS, ataupun bagi orang yang sudah terlanjur menderita HIV/AIDS, adalah dengan membentengi perilaku nya dengan kontrol benteng agama. Dengan kontrol agama manusia menjadi was-was untuk bertindak sembrono, yang merugikan mereka baik di dunia dan akherat. Tindakan kongkret bisa berupa dengan memberikan Penyuluhan tentang HIV/AIDS dan melalui ceramah agama, khotbah, buletin-buletin islami, guna meredam kemajuan penyakit ini. Kenyakinan dan keimanan mereka yang telah terpenuhi, membuat hati dan perasaan mereka menjadi tenang juga damai , sehingga rasa syukur atas kondisi yang telah di terima pun menjadi energi lain , dalam menjalani kehidupan secara bersinergi.
 Dalam contoh penelitian yang dilakukan oleh Pressman, dkk (1990) menunjukkan bahwa wanita lanjut usia yang menderita farktur tulang pinggul , yang kuat religi dan pengalaman agamanya, ternyata lebih kuat mental dan kurang mengeluh, depresi, dan lebih cepat berjalan daripada yang tidak mempunyai komitmen agama. Dalam kasus ini, dapat dilihat jikalau Agama menjadi faktor pendorong seseorang, menjadi lebih kuat mental untuk tidak pantang menyerah dalam proses penyembuhan suatu penyakit. Dalam Agama Islam   pengobatan  HIV/AIDS ditawarkan secara psikis melalui kesabaran, taubat, taqarrub dzikrullah/mengigat Allah, dan berdoa, sedangkan secara sosial melalui penerimaan dan dukungan penuh masyarakat terutama keluarga.
 Tapi inti bagi tiap agama, Kuasa Tuhan merupakan hasil dari tindakan manusia. Sehingga setiap manusia berusaha untuk mengkontrol spiritualitasnya, guna mendapatkan hasil akhir yang baik dari Tuhan nya. Inilah perbuatan manusia yang disebut dengan menjaga kesehatan spiritual.
Dapat di ambil kesimpulan bahwa pemenuhan kebutuhan spiritual menjadi hal penting sebagai terapi kesehatan. Dan perlu juga di ingat, kesembuhan tidak serta merta di dapatkan hanya dengan berdoa tanpa usaha.
Allah berfirman:
7žcÎ) ©!$# Ÿw çŽÉitóム$tB BQöqs)Î/ 4Ó®Lym (#rçŽÉitóム$tB öNÍkŦàÿRr'Î/ 3 !#sŒÎ)ur yŠ#ur& ª!$# 5Qöqs)Î/ #[äþqß Ÿxsù ¨ŠttB ¼çms9 4 $tBur Oßgs9 `ÏiB ¾ÏmÏRrߊ `ÏB @A#ur ÇÊÊÈ  
Sesungguhnya Allah tidak merobah Keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, Maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.

Dan perlu di ingat juga Hadits Rasulullah yang diriwayatkan Arba’ah:
“berobatlah hai hamba Allah, karena Allah tidak menurunkan suatu penyakit, kecuali diturunkan pula obatnya, kecuali penyakit yang satu (pikun).”
Yakin dan optimis dalam menjalani hidup adalah kunci kesuksesan penyembuhan yang bersumber dari nilai spiritualitas dalam diri. Apapun tindakan yang kita lakukan, akan mempengaruhi kondisi kesehatan jasmani dan ruhani manusia. Bersama kita lakukan yang terbaik guna mengobati kondisi kesehatan kita.

0 komentar:

Posting Komentar