Rabu, 29 September 2010

tefl

SUGGESTOPEDIA

BACKGROUND
The proponent of this method is Georgi Lazanov. Learners may have been using only 5 to 10 percent of their mental capacity, and that the brain could process and retain much more material if given “optimal” condition of learning. Lazanov (1987:27) claims that “memorization in learning by suggestopedic method sees to be increased 25 times over that in learning by conventional methods”. Music played a pivotal role in this method. The classroom usually has bright décor and uses dim lights, soft music, cushioned armchairs, and walls decorated with scenes from where the target language is spoken. Lazanov chose a ritual placebo system.


Jumat, 24 September 2010

pejuang islam

Menjadi pejuang Islam?

Hiii takuuut! Lho, kenapa musti takut? Hmm.. rupanya ada bisik-bisik tetangga nih. Maklum, di jaman sekarang ini, jadi aktivis itu katanya bikin hidup kagak lebih hidup. Abisnya, masyarakat suka mencontohkan hal-hal serem berkaitan dengan hal itu. Celakanya, itu menurut penilaiannya yang emang nggak objektif. Misalnya, ada yang bilang kalo jadi aktivis itu risikonya berat. Lihat aja orang-orang yang melakukan demonstrasi, mereka dikejar, ditangkapi, dijebloskan ke bui, bahkan nggak sedikit yang kemudian dikasih “kopi pahit"alias dipateni. Wah syerem juga ya? Tapi anehnya meskipun udah tahu risikonya, kok masih banyak yang mau melakukannya?

Sobat pembaca, inilah cita-cita tertinggi kita sebagai pemuda pejuang Islam, Berjuang, berjuang, dan berjuang untuk Islam demi terwujudnya kembali kehidupan Islam di dunia ini. Bukan untuk yang lain. Kita harusnya malu dengan saudara kita di Palestina, mereka punya semangat yang pantang menyerah dan tahu betul makna hidup. Mereka bilang, berperang melawan tentara Yahudi, atau diam di rumah, kematian pasti akan datang menjemput. Yup, persoalan yang terpenting adalah bagaimana cara mati kita? Apakah sedang dalam berjuang untuk Islam, atau malah sedang maksiat? Itu yang kudu jadi perhatian kita..
Menanamkan keberanian

ayat kauniyah dan qauliyah

Ayat – Ayat Kauniyah Dan Qauliyah

Ayat Kauniyah ( Fenomena Alam Semesta ) dan fenomena Qauliyah

Ayat kauniyah contohnya : siklus Hidrologi yang mempunyai 4 macam proses yang saling berkaitan, yaitu; 1 )Hujan / Presipitasi . 2) Penguapan / evaporasi . 3 ) Infiltrasi dan perkolasi ( peresapan ). D ) limpasan permukaan ( surface runoff ) dan limpasan air tanah ( subsurface rzrnoff ).siklus hidrologi dapat kita lihat pada ( Q.S. An - Nurr ; 43 )

Artinya ; Tidaklah kamu melihat bahwa Allah mengarak awan, kemudian mengumpulkannya antara ( bagian – bagian )- nya, kemudian menjadikannya bertindih – tindih, maka kelihatanlah olehmu hujan keluar dari celah – celahnya dan Allah juga menurunkan ( butiran – butiran ) es dari langit, yaitu dari gumpalan – gumpalan seperti gunung – gunung maka ditimpakannya ( butiran – butiran )es itu kepada siapa yang dikehendaki – Nya dan dipalingkannya dari siapa yang dikehendakinya. Kilauan kilat awan itu hamper – hamper menghilangkan penglihatannya.

Pada ayat di atas, menunjukan adanya dua proses inti sedang berlangsung dan merupakan bagian dari proses “ siklus hidrologi “ kedua prose itu yaitu proses penguapan ( evaparasi ) yang ditunjukan dengan kata “awan” dan proses hujan ( presipitasi )yang berupa keluarnya air dan butiran es dari awan. Dimana awan adalah massa uap air yang terkumpul akibat penguapan dan kondisi atmosfir tertentu.

dan kami turunkan air dari langit menurut suatu ukuran lalu kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya kami benar – benar berkuasa menghilangkannya. ( Q.S. al – Mu’minun ; 18 )

E. Konsepsi tentang Alam Semesta

Isac newton seorang ahli fisika mempunyai konsepsi tentang alam semesta, yaitu bahwa jagad raya ini tidak terbatas dan besarnya tak terhingga, sebab kalau ia terbatas dan galaksinya yang ada ditepi akan merasakan gaya tarik gravitasi dari satu sisi saja, yaitu kearah pusat alam semesta, sehingga lama – kelamaan benda itu akan mengumpul di pusat tersebut.

Menurut pengalaman para fisikawan di laboratorium, materi itu kekal adanya., apapun reaksi kimia yang dialaminya. Dengan konsep bahwa ala mini kekal, astrofisika tidak mengakui adanya penciptaan alam dan tentu hal ini brtentangan dengan agama islam yang terkandung dalam Al – Qur’an yang mengatakan Bahwa Allah – lah yang Qadim dan Dia jualah yang Baqa’.

F. Kemunduran Umat Islam dalam Pengembangan Iptek

Suatu kondisi yang paling memperhatinkan dialami umat islam seluruh di dunia saat ini adalah ketertinggalan dalam permasalahan “ ilmu pengetahuan ( sains ) dan Teknologi ( iptek ). Daud Rasyid ( 1992 ) mengatakan, : Kita telah menyerahkan diri kepada peradaban yang dibangun di atas tonggak – tonggak materialistis, liberalistis, dan ideology – ideology lain yang tidak bisa di kompromikan dengan islam”. Peradaban barat telah menjadi pelopor bagi perdaban dunia massa kini, tetapi kemajuannya kurang menjadi rahmat bagi umat manusia. Kehancuran dari perdaban ini sangat dahsyat terutama yang berkenaan dengan nilai – nilai kemanusiaan, rontoknya sendi – sendi akhlak, rapuhnya mentalitas kaum pelajar dan sederetan – sederetan krisis – krisis kejiwaan yang dihasilkan oleh perdaban yang tidak mengenal nilai religious.

Ada 2 yanng menyebabkan ketertinggalan umat islam dalam pengembangan IPTEK.

1. Aspek Sejarah.

H.A. Darvis pernah mengatakan “ perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan berhutang sebagian besar kepada oranng – orang islam. Dunia barat telah mengambil alih dan mengembangkannya sehingga timbul sains modern. Sementara pihak muslim sudah ketinggalan jauh dari Dunia Barat, hal ini karenya ada factor yang mempengaruhi seperti.

Ketika Renaisance di barat berlangsung karena adanya alih sains dan teknologi peradaban.

2. Aspek Kekinian

- Adanya orientasi fiqih yang terlalu kuat, sehingga fiqih – fiqih yang ada tidak memuat unsure Iptek

- Aspek Noltalgia, yang pernah dikatakan oleh Munawar Ahmad Aness ;” kita merasa puas dengan diri kita sendiri, kita katakan bahwa karena dimasa lampau kita sudah menghasilkan ilmu – ilmu pengetahuan dan mampu melakukan hal ini dan hal itu.

- Dekadensi moral atau kemerosotan akhlak dikalangan sebagian umat islam semakin meningkat

- Kurangnya ukhuwah islamiyah

- Masih kuatnya filsafat ma’rifat iluminatifAl - Ghazali

3. Solusinya

Ali Abdul Halim Mahmud ( 1992 ) dua yang perlu duperhatikan

1. Factor internal

a. Mengkaji dan memahami dan mengamalkan Al – qur’an dan As –sunnah dan komitmen dengannya

b. Mencari ilmu pengetahuan dan teknologi, serta mengembangkannya

c. Menggalang ukhuwah

d. Meningkatkan bidang da’wah

e. Amar ma’ruf nahi mungkar

f. Melaksanakan kewajiban “ jihad fi sabilillah “

g. Melaksanakan akhlak Islam dan etikanya serta memegang teguh nilai – nilainya dalam setiap ucapan dan perbuatan

h. Menyelesaikan dengan cara yang islami paham – paham dan aliran – aliran yang menyimpang dari kebenaran

i. Pembinaan masyarakat islam

j. Revolusi informasi

k. Rekonstruksi ilmu pengetahuan, dalam arti “ islamisasi islam

l. Sintesis pemahaman filsafat perifatetik

2. Factor eksternal

a. Berupaya menjinakan musuh dengan cara – cara yang di bolehkan

b. Mengambil sikap terhadap badan – badan internasional dan pakta – pakta yang memusuhi islam

c. Mengambil sikap tegas terhadap peperangan yang direkayasa di dunia islam

d. Perasaan bangga ( mulia ) dengan Dienul islam. Bersama – sama perangkat manhaj dan sistemnya

e. Setiap muslim harus menyiapkan dirinya untuk memikul kewajiban islam.

f. Berusaha semaksimal mungkin untuk membebaskan negerinya.

siwak

SIWAK

"ada empat hal yang termasuk dari sunnah para Rosul: Malu, memakai minyak wangi, bersiwak dan meniikah.”(HR. Ahmad dan Tirmidzi)

Bersiwak atau menggosok gigi dengan menggunakan batang yang lembut dari pohon arok atau yang semisalnya adalah sunah Rosululloh Saw yang sudah mulai dilupakan oleh kaum muslimin. Bahkan ada sebagian kaum muslimin yang merasa jijik jika harus melakukannya dan menganggap sebagai perbuatan jorok. Padahal amal tersebut adalah termasuk kebiasaan para Rosul.
Sebenarnya banyak manfaat baik di dunia maupun di akhirat yang akan kita dapat kalau kita mau melakukannya. Manfaat paling besar adalah sebagaimana yang disebutkan oleh Rosululloh Saw. “ Baersiwak itu sebagai pembersih mulut dan diridhoi oleh Alloh.” (HR. Ahmad dan Nasai)
Hadits diatas ternyata sudah terbukti dalam dunia kesehatan. Dalam sebuah penelitian, siwak ternyata mempunyai zat anti bakteri sehingga mampu mengurangi jumlah bakteri di dalam mulut. Sehingga mulut menjadi sehat dan mencegah timbulnya gigi berlubang. Di dalam siwak juga mengandung enzim yang mencegah penyakit gusi. Bersiwak dianjurkan setiap waktu, namun ada waktu-waktu tertentu yang diutamakan karena Rosululloh biasa melaksanakannya, diantaranya:
1. Setiap mengerjakan sholat.
Rosululloh Saw pernah bersabda “Kalau bukan karena akan memberatkan umatku maka akan kuperintahkan mereka untuk bersiwak setiap akan mengerjakan sholat”. (HR. Bukhari dan Muslim).
2. Setiap bangun tidur
Rosululloh juga menganjurkan kepada kita agar bersiwak setiap bangun tidur. Karena tidur dimalam hari menyebabkan bau mulut berubah. Gosok gigi setiap bangun tidur dengan siwak akan menghilangkan bau mulut dan akan menambah semangat setelah bangun tidur.
3. Setiap kali masuk rumah.
Salah seorang sahabat bertanya kepada ‘Aisyiah ra: “Apa yang pertama kali yang dilakukan oleh Rosululloh jika ia memasuki rumahnya?” Beliau menjawab: ”Bersiwak”. (HR. Muslim). Sungguh luarbiasa teladan yang diberika Rosululloh. setelah bepergian boleh jadi beliau menyantap makanan atau minuman yang menyebabkan bau mulut. Maka dengan bersiwak bau mulut itu akan hilang dan isteri yang menyambut tidak merasa ‘tersiksa’ dengan bau mulit tersebut.

Adapun beberapa keutamaan yang akan kita dapat dengan melaksanakan sunah tersebut sebelum kita mengerjakan sholat, yaitu:

Pahalanya akan berlipat
Secara khusus Rosululloh Saw memberika keistimewaan bagi oorang yang menunaikan sholat dengan bersiwak terlebih dahuludengan pahala 70 kali lipatdibanding yang tidak bersiwak. Beliau bersabda, “Sholat dengan bersiwak (terlebih dahulu) lebih utama 70 kali dibanding yang tidak bersiwak.” (HR. Ahmad). Bahkan beliaupun bersabda “Mengerjakan sholat dua rakaat dengan bersiwak lebih aku cintai daripada tujupuluh rakaat tanpa bersiwak.” Sebagian ulama mendhoifkan hadits ini, namun ada yang menhasankannya bahkan menyatakan sahih, diantaranya adalah Ibnu Huzaimah, AL Hakim, dan Abu Nu’aim).

Mendekatkan Kepada Malaikat
Malaikat sebagai makhluk yang paling dekat dengan Alloh akan merasa terganggu dengan bau yang tidak sedap yang keluar dari orang-orang yang sedang mengerjakan sholat. Mereka akan merasa senang dan betah berlama-lama disisi orang yang sedang mengerjakan sholat jika sebelumnya bersiwak Dari Ali ra berkata, ” Rosululloh Saw memerintahkan kami bersiwak. Apabila seorang hamba berdiri shalat, malaikat akan mendatanginya kemudian berdiri dibelakangnya dan mendekat untuk mendengar bacaan Al qur’an. Maka malaikat ters mendengar dan mendekat hingga meletakkan mulutnya diatas mulu hamba itu.sehingga tidaklah dia membaca satu ayatpun kecuali akan masuk ke tenggorokan malaikat.’ (HR. Baihaqi)

Bagaimana dengan sikat gigi?
Sebagian ulama berpendapat bahwa bersiwak tidak bisa diganti dengan sikat gigi karena siwak berbeda dengan sikat gigi.siwak memiliki berbagai kelebiha dibanding sikat gigi, baik dari sgi syar’i maupun kesehatan. Namun jika tidak terdapat akar atau dahan pohon untuk bersiwak maka boleh menggunakan sikat gigi atau kain. Bahkan Nabi pernah bersiwak dengan jarinya ketika beliau berwudhu, sebagaimana yanga diriwayatkan oleh Ali bahwasanya Nabi bersabda : “Beliau memasukkan jarinya (kedalam mulutnya) ketika berwudhu dan menggerak-gerakkannya(HR. Ahmad). Namuin tentunya membersihkan gigi dengan bersiak lebih utama daripada dengan yang lainnya, karena lebuh mengikuti sunah.

Satu Siwak Untuk Berdua
Mungkin diantara kita asda yang merasa jijik menggunakan siwak orang lain, meskipun milik istri kita. Padahal Rosululloh dan istri beliau tercinta, Aisyiah ra telah memberikan teladannya bagi kita. Aisyiah pernah berkata “nabiyulloh Sawpernah bersiwak, lalu siwaknya diberikan kepadaku untuk dicuci. Maka aku menggunakannya untuk bersiwak, kemudian (setelah aku gunakan) aku mencucinya, kemudian aku menyerahkannya kepada beliau.” (HR.Abu Daud).
Jika begitu desar manfaat yang kita dapat dari bersiwak maka masihkah kita meremehkannya? Wallohu musta’an.

KENAPA JENDELA BASHIRAH MEREKA SANGAT JERNIH?

KENAPA JENDELA BASHIRAH MEREKA SANGAT JERNIH??

Keteguhan orang – orang shalih adalah buah dari keyakinan kuat, yang kemudian melahirkan inspirasi yang jernih dalam memandang berbagai masalah. mereka selalu menggantungkan dan menyandarkan semua isi hidupnya kepada pengetahuan Allah Swt. Hal ini yang meyebabkan mereka pantang patah semangat, pantang putus asa menghadapi ketentuan Allah Swt. Setiap problematika dalam kehidupan mereka, tidak dijadikan sebagai beban yang menggelayut hingga menahan gerak langkahnya untuk beramal demi kehidupan akhiratnya. Orang – orang shalih yakin bahwasanya Tuhannya tidak akan memberikan suatu beban yang sangat berat dalam hidupnya di luar batas kemampuannya. Ujian hidup yang selalu di hadapinya dalam kehidupan sehari – hari, dijadikan sebagai wujud kasih sayang Rabbnya kepada orang yang di uji.

Dahulu, kala ada seorang syaikh bernama Abu Muhammadi bin Ubay Bin Zaid. Ia orang berilmu dan memiliki kedudukan terpandang karena ilmunya. Ia memiliki istri yang buruk sikapnya, ia kerap melalaikan hak – hak suami dan juga menyakiti dengan lisannya. Ketika ditanya hal itu ia mengatakan.” Saya telah diberi kesempurnaanAllah melalui nikmat kesehatan badan dan di beri kekuasaan ilmu pengetahuan. Mungkin keadaan istri saya saperti itu adalah hukuman atas dosa – dosa yang saya lakukan. Karena itu, aku takut jika mencerakannya, Allah akan memberikan hukuman yang lebih berat dari apa yang aku alami dari sikap isteriku ini. Sungguh amat mulia sikap syekh itu berhati – hati dalam mengambil sebuah keputusan, karena setiap keputusan diselesaikan dengan Rabbnya yang mengatur kehidupan ini.

jangan bermaksiat


AKIBAT MAKSIAT TERHADAP JIWA

Allah SWT menciptakan manusia di muka bumi ini dengan segala perintah dan peraturanNya yang harus di patuhi dan dilaksanakan serta segala laranganNya yang harus ditinggalkan.
Namun betapa banyak kemaksiatan-kemaksiatan dan pelanggaran-peklanggaran yang dilakukan manusia dan perintah-perintah yang justru ditinggalkannya. Sesungguhnya kemaksiatan dan perbuatan dosa yang kita lakukan. Allah telah menetapkan hukuman dan akibat-akibatnya. Akibat-akibat perbutan dosa dan maksiat itu akan mengenai hati dan jiwa kita.
Diantara akibat itu adalah :

1). Menutup hati, pendengaran dan penglihtan sehingga terkuncilah hatinya. Allah membuatnya lupa untuk berdzikir dan membuat lupa terhadap dirinya sendiri. Maksiat ini buat dada seseorang jadi sempit, dipalingkan dari kebenaran dan menambah penyakit pada hatinya. Seperti yang diterangkan oleh imam Ahmad, dari Hudhaifah r.a. Ia berkata “ Hati itu ada empat kondisi. Pertama yaitu hati yang bersih yang memiliki lampu yang mkenerangi. Itulah hati orang mukmin. Ke dua hati yang tertutup, yaitu hait orang kafir. Ke tiga, hati yang trebalik, yaitu hati orang munafik. Ke empat hati yang ada dua unsur materi (madah) di dalamnya, unsure keimanan dan kemunafikan, kapan saja salah satu unsurnya yang mendominasi maka unsure itu yang menguasai.”
Kemaksiatan juga menjauhkan seseorang dari ketaatan pad Allah, menjadikan hati menjadi tuli dan enggan mendengarkan kebenaran dan membuat seseorang buta dan enggan melihat kebenaran. Perumpamaan antara hatinya dan kebenaran yang tidak bermanfaat baginya adalah seperti antara telinga dan suara, antara mata dan warna, serta antara lidah orang bisu dengan ucapan. Jadi sebenarnya kebutaan, ketulian, dan kebisuan hati adalah hakikat cacat yang sebenarnya, cacat zat, dan cacat organ sekaligus.
“………karena sesungguhnya bukanlah mata itu yang buta, tetapi yang buta adalah hati yang di dalam dada.” (al-Hajj : 46)

2) Maksiat yang menyebabakan longsornya hati seperti longsornya tempat ke dalam bumihingga menyebabkan jatuhnya hati pada derajat yang paling bawah. Berbeda dengan lonssor fisik, longsor hati tidak bisa dirasakan oleh pemiliknya. Tanda-tanda longsornya hati adalah selalu berkeliling pada hal-hal yang hina, rendah, kotor, dan keji. Sebagaimana hati yang derajatnya diangkat oleh Allah akan selalu berputar pada kebaikan, kebajikan, hal-hal yang bernilai tinggi, amal, perkataan, dan akhlak yang baik.

3) Maksiat juga mengubah bentuk hati atau mengutuk sebagaimana dikutuknya sebuah bentuk fisik makhluk jadi binatang. Akibatnya hati berubah menjadi bentuk binatang dalam perilaku, watak, dan kelakuannay. Ada hati yang dikutuk menjadi bentuk babi, anjing, khimar, ular, kal;ajengking atau yang lainnya karena keserupaan hati dengan watak-watak binatang tersebut. Atas dasar ini Sufyan Ats-Tsauri menafsirkan ayat-ayat “ dan tiadalah binatang-binatang yang ada dalam bumi dan burung-burung terbang dengan ke dua sayapnya melainkan umat-umat (surga) seperti kamu….”(al-An’am : 38) dengan, “ Diantara mereka ada yang memiliki akhlak atau perilaku binatang buas biasa, ada juga yang memiliki perilaku anjing, perilaku babi, perilaku khimar, atau ada juga yang suka menghiasi pakaiannya seperti burung merak atau ada juga yang bodoh seperti khimar,dll.
Maha suci Allah, betapa banyak hati yang shalat tanpa dirasakan oleh pemiliknya, betapa banyak hati yang dikutuk dan hati yang longsor. Betapa banyak hati yang terfitnah oleh pujian manusia, orang yang tertipu karena perilakunya ditutup-tutupi oleh Allah, orang yang dikaruniai nikmat namun pelan-pelan akan dihancurkan oleh Allah. Ini semua adalah hukuman dan penghinaan Allah terhadap ahli maksiat. Akan tetepi orang-orang bodoh mengira bahwa semua itu adalah karomah/penghormatan dan pemuliaan dari Allah.

4). Allah SWT juga menjadikan makar bagi ahli maksiat, ia akan ditipu oleh para penipu, ditertawakan dan disesatkandari jalan kebenaran oleh orang yang hatinya sesat.

5). Maksiat yang membalikkan hati. Hati akan melihat kebenaran sebagai kebatilan dan kebatilan sebagai kebenaran, ma’ruf sebagai munkar dan munkar sebagai ma’ruf. Maksiat yang menghijab hati dari Allah di dunia dan hijab terbesar adalah ketika hari akhirat. Allah berfirman, “……sesungguhnya mereka pada hari itu benar-benart erhalang dari (melihat) Tuhan mereka.” ( Al-Muthaffifin : 15)

6). Dosa menghalangi seseorang untuk menempuh jarak menuju hati mereka. Akibatnya mereka tidak mampu mengetahui bagaimana hati menjadi baik, suci dan mengetahui apa yang merusaknya. Jika seseorang mampu menuju hatinya maka ia selamat dan bahagia.

7). Maksiat juga mempersempit kehidupan di dunia, di alam barzah dan hari kiamat.
“ Dan barang siapa berpaling dari peringatanKu maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit dan kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta.” ( Thaha : 124 )

Hati tidak akan tenang, hidup tak akan bahagia dan jiwa yang tidak kan tenang melainkan dengan menjadi penyembah Allah adalah kebenaran dan yang selain Allah adalah kebatilan. Barang siapa yang tidak bahagia karena Allah maka jiwanya akan penuh keluh kesah karena dunia yang ia raih. Barang siapa yang merasa bahagia dengan Allah maka semua orang akan bahagia karenanya. Allah menjadikan kehidupan yang baik hanya untuk orang beriman dan beramal shaleh. Sebagaimana firman Allah : “Barang siapa mengerjakan amal shaleh baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahal yang lebih baik dari apa yang mereka kerjakan.” (an-Nahl : 97)

Allah telah menjadikan jalan yang lurus sebagai cahaya bagi orang beriman dan rasulNya di dunia, dan juga nanti di akhirat di tengah gelapnya padng mahsyar.Allah menjaga cahaya tersebut sebagaimana menjaga keimanan mereka hingga mereka menemuiNya.
Allah menghakimi orang-orang yang berbuat maksiat serta menyiapkan gancu dan besi runcing diantara dua sisi jalan yang lurus untuk mencabik menyambar mereka. Sebagaimana kemaksiatan tersebut menyambar merekadari jalan yang lurus ( istiqamah ). Kecepatan sambaran gancu dan jeruji besi runcing itu sendiri di tentukan oleh tingkat kemaksiatan mereka.
Allah menyediakan telaga bagi orang-orang mukmin di akhirat sebagai balasan atas kepatuhan mereka “minimum” tuntunan Allah di dunia.
Saudaraku, Mari kita renungkan dan kita pikirkan hikmah Allah di dunia dan di akhirat, maka kita akan mengetahui dengan yakin tak ada keraguan di dalamnya, bahwa dunia ini adalah ladang bagi kehidupan akhirat. Dan kedudukan manusia di akhirat ditentukan oleh kedudukan mereka di dunia ini dari segi keimanan, amal shaleh atau sebaliknya. Dan hanya Allah lah yang memberikan jalan yang benar. Wallahu a’lam bis-shawab.


kafi

JIWA TENANG KETIKA PERJALANAN BEGITU SUKAR

Keteguhan orang – orang shalih adalah buah dari keyakinan kuat, yang kemudian melahirkan inspirasi yang jernih dalam memandang berbagai masalah. Mereka selalu menggantungkan dan menyandarkan semua isi hidupnya kepada pengetahuan Allah Swt. Hal ini yang menyebabkan mereka pantang patah semangat, pantang putus asa menghadapi ketentuan Allah Swt. Setiap problematika dalam kehidupan mereka, tidak dijadikan sebagai beban yang menggelayut hingga menahan gerak langkahnya untuk beramal demi kehidupan akhiratnya. Keimanan yang benar menjadikan perjalanan hidup umpama sebuah kisah cinta , kesetiaan dan pengorbanan menukar ujian pahit menjadi satu kenangan manis, kesabaran menjadikan segala beban yang ditanggung menjadi ringan dan mudah, keyakinan pada panji-panji Allah menjadikan jiwa tenang ketika perjalanan begitu sukar, kerinduan padaNya menjadi pembakar semangat setiap kali berhadapan dengan kegagalan dan ujian berat…Orang – orang shalih yakin bahwasanya Tuhannya tidak akan memberikan suatu beban yang sangat berat dalam hidupnya di luar batas kemampuannya. Ujian hidup yang selalu di hadapinya dalam kehidupan sehari – hari, dijadikan sebagai wujud kasih sayang Rabbnya kepada orang yang di uji.

Semuanya akan terasa indah jika dalam setiap langkah kita bersama Allah. Kejernihan pikiran dan jiwa dalam memandang seonggok permasalahan yang pelik sangat penting Sebab kejernihan jiwa dan pikiran akan melahirkan sabar dan syukur dan diri akan lekat dengan Mahabbah, Khauf dan Roja’ hanya kepada Robb yang berkuasa menguji dan memberi nikmat kepada hambaNYA. Inna ma’al ‘usri yusra, Seiring dengan kepahayan dan kesukaran itu juga terdapatnya kemudahan dan jalan keluar. Diri ini tidak sepatutnya buntu. Seolah, didepan diri hanya ada jalan mati. Kalau satu pintu penyelesaian untuk masalah tertutup, disana terbuka 99 pintu lainnya lagi. Diri tidak patut berputus asa. Sebanyak manapun kesulitan diri, sedalam manapun lautan dosa diri janganlah diri berputus asa dari rahmat Allah.

Dahulu, kala ada seorang Syaikh bernama Abu Muhammadi bin Ubay Bin Zaid. Ia orang berilmu dan memiliki kedudukan terpandang karena ilmunya. Ia memiliki istri yang buruk sikapnya, ia kerap melalaikan hak – hak suami dan juga menyakiti dengan lisannya. Ketika ditanya hal itu ia mengatakan.” Saya telah diberi kesempurnaanAllah melalui nikmat kesehatan badan dan di beri kekuasaan ilmu pengetahuan. Mungkin keadaan istri saya seperti itu adalah hukuman atas dosa – dosa yang saya lakukan. Karena itu, aku takut jika menceraikannya, Allah akan memberikan hukuman yang lebih berat dari apa yang aku alami dari sikap isteriku ini. Sungguh amat mulia sikap Syekh itu berhati – hati dalam mengambil sebuah keputusan, karena setiap keputusan diselesaikan dengan Rabbnya yang mengatur kehidupan ini.

Dalam kerangka itu pula Rosulullah saw mengajarkan kepada para sahabatnya untuk selalu melakukan sholat istikharah . Bahkan dalam sebuah hadist shahih disebutkan, intensitas Rosulullah saw mengajarkan istikharah itu sebagaimana mengajarkan surat Al-fatihah kepada para sahabatnya.

Perhatikanlah isi do’a yang diajarkan oleh Rosulullah saw setelah sholat istikharoh.”…..Bila ini baik bagiku bagi agamaku, kehidupanku dan akibat masalahku, maka tetapkanlah hal itu untukku dan mudahkanlah bagiku kemudian limpahkalah keberkahan kepadaku didalamnya.” Dengan redaksi lain, potongan do’a itu adalah,”…..jika masalah yang kuinginkan sesuai dengan akalku yang lemah dan ilmuku yang terbatas itu baik bagiku, maka tetapkanlah hal itu padaku dan takdirkanlah hal itu dengan penuh limpahan berkah terhadap pilihanku itu. Lalu mudahkanlah dan jangan sulitkan aku memperolehnya. kemudian berkahilah akibatnya, hal itu tidak mendatangkan apapun kecuali kebaikan.

Muslim yang benar adalah yang menjadikan kehidupan untuk agamanya menjadi prioritas diatas segalanya. Hal itu dapat menguatkan imannya dan sekaligus dapat meningkatkan amal kebaikannya. Karena segala tindakan selalu di ambil konsekuensinya yang paling berat. Isi do’a istikharah tersebut mengajarkan keistimewaan seorang muslim dengan pandangan yang jauh dan wawasan yang luas. Ia tidak memikirkan sesuatu yang berjangka pendek saja. Ia akan memandang jauh kedepan. Berapa banyak masalah yang di timbang baik pada saat ini tapi ternyata buruk masa depan??. Nah , kalau masalah yang diinginkan itu sudah baik sesuai dengan timbangan tiga tersebut ; agama, dunia dan akibat semua itu, maka itu pasti pilihan yang baik. Kebalikannya, jika masalah tidak sesuai dengan timbangan tersebut, maka itulah keburukan.

Ibnu qoyyim al- jauziah dalam kitabnya Al- Fawaid berkata:” Harga dunia tidaklah sepadan dengan perjuanganmu untuk mendapatkannya, tapi mengapa engkau tetap mengejarnya?”. Berapa banyak manusia selalu mengejar keinginan hawa nafsunya dengan tanpa memikirkan konsekuensinya. Sayid quthb dalam tafsirnnya mengatakan” setiap manusia dalam pengalamannya secara khusus, mampu mendapatkan banyak ketidaksukaan. Akan tetapi di belakangnya ia mendapat kebaikan yang melimpah dan kelezatan yang banyak. Berapa banyak permintaan yang dipinta dengan sangat bahkan merasa sangat rugi bila sampai hilang kesempatan memperolehnya. Tapi diwaktu berikutnya saat permintaan itu tidak diperoleh, ternyata terbukti hal itu justru penyelamatan Allah dari berbagai keburukan. Berapa banyak ujian yan dirasakan seseorang hamper saja memutuskan harapannya, kemudian ia melihat ternyata ujian itulah yang dapat menumbuhkan kebaikan dari hidupnya.

Demikian pula seorang hamba yang menghendaki dunia, kemudian Allah Swt menghalanginya dari memperoleh hal itu karena kasih sayangnya. Bila bisa memahami segala sesuatu itu hanya berasal dari Allah, maka ia akan menyerahkan masalah itu kepada Allah. Tapi bila ia tidak memahami hal itu, ia akan menyesal dan marah. Dan ternyata rahasia itu baru terbukti setelahnya. Barulah ia tahu kebaikannya pada waktu itu.

Minta pertolonganlah kamu semua kepada Allah Swt dengan sholat dan sabar, karena sesungguhnya Allah Swt bersama orang – orang yang sabar.” Dan hanya kepada - Nyalah segala urusan kita kembalikan.

Saudaraku, meski dalam mengarungi bahtera kehidupan ini sempat aliran manik basah diperairan mata melaju dengan cepat dan semakin terisak…Tapi jadikan bulir bening itu sebuah tanda kesyukuran atas kasih sayang Allah yang Dia berikan lewat masalah dan ujian. Selama nafas ini masih berhembus lakukanlah yang terbaik untuk kehidupan ini. Ukirlah sebuah sejarah kehidupan indah yang bernafaskan keikhlasan, keimanan dan keistiqomahan. Karena diri tiada tahu corak masa depan, apakah ia merupakan kegemilangan dan kejayaan, ataupun kegagalan dan kenistaan. Apakah istiqomah dengan cahaya hidayah Allah yang selama ini berpendar dalam hati ini, atau malah bergelimang dengan maksiat dan permainan tipu daya syaitan?…kita semua tiada tahu. Dan hanya Allahlah Yang Maha Tahu.

Hidup telah difitrahkan oleh Allah sebagai medan perjuangan diantara yang haq dan yang bathil, antara yang benar dan salah. Sunatullah Dia menciptakan bila datangnya susah, pasti ada senangnya. Bila berhadapan dengan kesulitan, disana ada kemudahan. Apabila sakit, didalamnya terkandung sehat dan kesembuhan. Kadang-kadang diri tersilap dalam bertindak, terlanjur pula membuat dosa. Didalam rasa berdosa itulah adanya keampunan Allah, dengan diri bertaubat. Begitulah, didalam JalalNYA ada Jamal. Didalam JamalNYA ada Jalal.

Saudaraku…jika kita memandang sebuah problema hidup ini dengan pengetahuan Allah dan menyandarkannya hanya kepada Allah maka Allah akan menunjukan kemana hati ini akan berlabuh. Allah akan memahamkan jiwa, hati dan pikiran dengan kejernihan sabar dan syukur niscaya setiap detik hidup kita ini tak akan sia-sia. Sungguh, jangan mudah terbuai dengan keindahan dunia hingga terlupa tujuan hidup ini. Kobarkan keimanan dalam dirimu, sandarkanlah semuanya hanya kepada Allah semata agar Jiwa Tenang Ketika Perjalanan Begitu Sukar. Yakinlah ! Innallaha ma’ana (Allah bersama kita).

Waallahu A’lam Bisshowab.

Qum Faandzir wa Robbaka Fakabbir !