Rabu, 14 September 2011

Sang Peri Penjaga dan Malaikat Pelindungku


Kenangan Indah : Sang Peri Penjaga dan Malaikat Pelindungku
Dikala malam telah rapuh, kemudian shubuh telah bergema, kau bangunkan aku dengan lena kasih sayangmu. Sampai saat ini masih dapat kurasakan, ketika kau membelai lembut rambutku dengan tangan halusmu. Kau bisikan alunan merdu suaramu, pelan di samping kupingku. “Nak, dah shubuh...Ayow bangun..!!Ambil air wudhu..kemudian berangkat ke surau” hanya ucapan itu yang selalu kau ulang tiap hari, tapi entah mengapa tak pernah bosan ku mendengarnya. Kau siapkan peci usangku dan sarung motif kotak-kotak bekas milik suamimu itu, agar  indah kupakai  di hadapan-Nya. Bersama dengan suamimu, kau gendeng kedua tangan kecil ku untuk berangkat ke surau.
Sesampainya di surau kecil kampung halamanku, kau sengaja tinggalkan aku ke barisan shaf sholat milikmu. Kini kau bertukar peran dengan Ayah untuk membimbingku. Kemudian disamping laki-laki ini, ku belajar tentang bagaimana tatacara seorang manusia berhubungan dengan Tuhan. Mulai dari Takbir hingga salam, dan ditutup dengan tangan yang di tengadahkan keatas. Saat itu hanya terdengar lirih alunan doa dari mulutmu..Ayah. Kau selipkan namaku di segelintir doa yang terpanjat untuk Nya, agar aku sukses di kemudian kelak dan menjadi anak yang sholeh. Pelan tapi pasti, kulihat bening-bening itu menetes dari matamu, dan mengalir jatuh terpelanting ke tanah. Saat itu umurku masih 7 tahun, dan masih terlalu  polos untuk mengetahui makna dibalik semua itu. 

Kamis, 08 September 2011

PENJEPRET PANORAMA INDONESIA

Seperti kita tahu indonesia itu indah, penuh dengan panorama alam dan keramahan penduduknya. Dengan ide iseng-iseng asal jepret, Saya mencoba mengabadikan keindahan indonesia di balik foto-foto dibawah ini:

Foto 1 Judul : Peraduan Senja Sore di PARANGTRITIS

Pantai PARANG TRITIS JOGJA- Sebuah pemandangan yang elok tersirat dalamnya. Begitu indahnya foto ini, dalam menceritakan perpaduan akan keselarasan harmoni alam,  desiran ombak dan keceriaan pengunjung pantai, semua terbalut satu dalam uforia saat senja sore itu.
Warna langit yang cerah dengan mendung kelabu disampingnya, menunjukkan bahwa si langit belum ingin cepat-cepat meninggalkan suasana saat itu, sejuk dari hawa mendung, hangat dari senja sore. Variants warna yang tidak terlalu mencolok memberitahukan bahwa tidak adanya kesombongan, keangkuhan dan keegoisan masing-masing pola yang membentang  dalam tumpahan komposisi foto ini.
Berbagai macam aktivitas manusia bercorah disana, mulai dari kelucuan seorang pria  yang sedang bertiarap menirukan adegan; penantian putri duyung terhadap pangeran tampannya, Seorang teman yang menjadi mengganggu kenikmatan temannya dalam memadu kasih, Orang-orang yang bermain ombak, Sejoli muda yang menebarkan aroma kemesraannya serta Orang yang bersemedi mencari wangsit dari Nyi Roro Kidul.
Nampak bahwa ikatan panorama lokal dengan kesederhanaan Yogyakarta, mampu mawarkan kebersahajaan klasik ,guna mengisi warna kehidupan manusia. ^^ 
Foto 2 Judul : Bebek-bebek si pengantar Rezeki  di desa Boyolali

Kecamatan Catur Boyolali- Segerombol  Pasukan Pengantar rezeki Illahi, yang di komandoi oleh pemiliknya sedang berbaris melangkah maju, guna melatih kedisiplinan mereka dalam menaati perintah. Dengan suara khas mereka yang keras menyemprengkan telinga, dan hentakan langkah kaki mereka yang di jejakan di antara jalan persawahan, tersirat bahwa tiada ukuran keletihan untuk tenaga mereka.
Keikhlasan mereka dalam menjalankan kodrat tugasnya, kadang tiada berbalas pujian oleh pemiliknya. Bahkan  sebuah  tongkat tipis layaknya pecut yang berkibar menepis angin, sempat mampir ke  pantat mereka apabila terjadi sebuah pelanggaran aturan. Padahal tanpa adanya mereka, sang pemilik tidak bisa menikmati hasil keuntungan penjualan telur mereka , yang di rampasnya guna kepentingan manusia, atau menikmati betapa lezat nya daging empuk mereka yang bergizi tinggi.
Foto ini di jempret dalam bentuk mengapresiasi perjuangan mereka di kala siang hari, guna membahagiakan keperluan sang pemilik. Aroma warna hijau ke kuning-kuning padi  sawah ditambah semilir hijau pohon-pohon seakan ingin menunjukkan bahwa para bebek telah membaur akrab dengan alam dan sekitar, yang telah menyaksikan usaha mereka dalam menjalani kehidupan demi pemenuhan kebutuhan manusia.


Foto 3 judul : Kepolosan wajah si kecil boyolali.

SDN 1 CATUR Boyolali -Para daun-daun muda penerus roda kehidupan di Boyayali , Lugu, Polos, Suci nan penuh keceriaan. Tiada tersirat beban akan pahit nya dunia, hanya kemurnian yang ada dalam lubuk hati mereka. Dengan 4 jenis tanaman yang membingkai pesona kecantikan mereka, membuat suasana keteduhan  yang khas pada dunia nya. Nampak 5 calon ibu yang akan menyambut panas nya kehidupan dunia dengan tawa serta senyuman manis nya. Dan seorang calon ayah yang berada di belakang, layaknya seorang body guard  yang berjuang guna melindungi senyum istimewa mereka, agar tak lekang oleh arus waktu.
Seragam sekolah yang masih mereka gunakan merupakan bentuk betapa berharganya sebuah arti pendidikan untuk kehidupan mereka. Cita dan harapan yang di gantungkan  lewat ikatan persahabatan yang terjalin antar individu, mencerminkan bahwa mereka siap membawa kedamaian pada masa datang.
Setuju atau tidak bahwa  peran mereka adalah harapan bagi tanah kelahiran nya di masa datang .  Maka dari itu, Lindungi dan jaga selalu senyum mereka , agar masa datang menjadi lebih baik. Jangan sampai kita menjadi orang yang berani utuk mencoba mengusik kebahagiyaan yang tersirat lewat tawa dan senyum kepolosan nya. Karena Senyum mereka adalah senyum masa depan, apabila kita jaga, maka masa depan akan tersenyum untuk kita. Apabila kita tidak peduli, maka kesuraman masa depan yang akan kita lihat. ^^
 


Kondisi Kesehatan Spiritual Masyarakat yang berkait dengan Penyakit HIV/AIDS


Kondisi Kesehatan Spiritual Masyarakat yang berkait dengan Penyakit HIV/AIDS
By: Anugrah Adi Muliawan
Mahasiswa ( Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kondisi real Indonesia yang masih tertatih dalam pencaharian kesejahteraan bagi masyarakatnya di zaman ini, membuat berbagai macam kebutuhan kehidupan menjadi semakin sulit untuk di dapatkan. Mulai dari kebutuhan fisik manusia, seperti sandang dan pangan, sampai kebutuhan psikologis bagi kejiwaan manusia. Belum lagi tawaran hiburan masa kini yang glamour , Seperti perdagangan seks, Alkoholisme , pameran seks, pornografi, pengesahan perkawinan sesama jenis, legalisasi aborsi tidak bertanggung jawab, dan seterusnya yang mempengaruhi pola dan gaya hidup manusia menjadi bebas. Bebas untuk bertindak seenaknya, bebas untuk lupa akan tanggung jawab nya  dan bebas untuk tidak memperhatikan kondisi kesehatannya. Al-hasil Stress, depresi, Putus asa serta penyakit langka pun datang untuk bertamu di dalam diri mereka.  Salah satu penyakit tersebut adalah HIV/AIDS.
Secara terminologi AIDS merupakan kumpulan gejala penyakit yang menyerang dan atau merusak  system kekebalan tubuh manusia melalui HIV (Human Immune Virus). Sehingga kian lama kondisi kesehatan sang penderita menjadi makin lemah dan dapat menyebabkan kematian.
" Sesungguhnya Allah tidak berbuat dzalim kepada manusia sedikit pun, akan tetapi manusia itulah yang berbuat dzalim kepada diri mereka sendiri. (QS. Yunus: 44).
Dari sepenggal ayat diatas dapat kita ambil kesimpulan , bahwa semua penyakit yang diderita oleh kita , terjadi bukan serta merta karena Tuhan tidak sayang pada kita  , tapi itu semua terjadi karena ulah perbuatan kita sendiri  yang menyimpang dan menganiaya tubuh ini.